Postingan

Mengubah Sampah Menjadi Kehidupan "Greenprosa"

Gambar
Ribuan larva Black Soldier Fly ( maggot BSF) bergerak serempak, mengurai sisa-sisa dapur, kulit buah, dan rontokan sayur dari pasar sekitar. Berdiri seorang pemuda berkacamata, mengamati bak-bak kayu yang seolah hidup. Arky Gilang Wahab menatap pemandangan itu. “Dulu sampah hanya numpuk. Sekarang setiap kilogramnya punya masa depan,” katanya pelan. Arky lahir dan tumbuh di sebuah desa kecil di Banjaranyar, Banyumas. Lahir dan dibesarkan di daerah yang kini menghadapi masalah serius terkait sampah, Arky tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Pada tahun 2018, saat Banyumas mengalami darurat sampah, Arky merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam mencari solusi.  Tumpukan sisa makanan rumah tangga, pasar, dan sampah organik wisata. Bukan hanya bau atau pemandangan yang mengganggu, ada masalah kesehatan, hilangnya nilai ekonomi, dan bebannya biaya pengelolaan bagi pemerintah lokal. Bagi Arky, hal itu bukan hanya soal membersihkan, melainkan mengubah. Ia memutuskan...

Desa Pantai Cermin Kanan: Harmoni Alam, Budaya, dan Ekonomi

Di pesisir Sumatera Utara, terdapat sebuah desa yang kaya akan tradisi dan potensi alamnya Desa Pantai Cermin Kanan. Dengan populasi sekitar 4.500 jiwa, mayoritas penduduknya adalah suku Melayu yang sehari-hari berbicara dalam bahasa Melayu yang bercampur dengan bahasa Indonesia. Keseharian di desa ini dipenuhi dengan suara gelombang laut yang beriringan dengan aktivitas masyarakat. Mata pencaharian utama penduduk adalah nelayan, menangkap ikan, udang, hingga kepiting yang menjadi sumber penghidupan utama bagi para lelaki di desa. Desa Pantai Cermin Kanan tetap menjaga dan melestarikan budayanya yang hidup. Di desa ini, kegiatan adat seperti wirid masal, pencak silat, dan tarian tradisional tetap dilestarikan. Sanggar tari yang dimiliki desa ini menjadi wadah untuk melatih generasi muda dalam menjaga warisan budaya. Kehidupan sosial masyarakat juga kental dengan semangat gotong royong, di mana setiap kegiatan komunitas diadakan dengan melibatkan seluruh penduduk. Selain budaya, desa in...

Muncar Moencer "Place of Serenity"

Desa Muncar yang terletak diujung utara Kabupaten Temanggung, atau 25 kilometer dari Temanggung, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Dengan luas sekitar 943 hektar, desa ini terletak di dataran tinggi tiga gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau. Muncar dikenal sebagai penghasil tembakau, budidaya kopi robusta, dan komoditas pertanian lainnya. Namun, kopi hanyalah tanaman pelarian. Tembakau adalah tanaman utama bagi petani atau biasa disebut sebagai "Emas Hijau" karena harganya per kilogram setinggi gram emas. Namun, menanam dan menjual tembakau tidak membuat petani kaya. Banyak petani yang terlilit hutang oleh pembeli tembakau. Masalah lain adalah perspektif lingkungan, tembakau merupakan tanaman monokultur yang dapat merusak tanah, dan tidak mampu untuk menunjang kehidupan petani. Achmad Sofiyudin, 27, atau yang akrab dipanggil Sofi sadar akan hal itu. Ahmad menyadari bahwa budidaya kopi menjadi solusi. Ia harus meyakinkan masyarakat dan petani lokal bahwa kopi akan memb...