Muncar Moencer "Place of Serenity"


Desa Muncar yang terletak diujung utara Kabupaten Temanggung, atau 25 kilometer dari Temanggung, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Dengan luas sekitar 943 hektar, desa ini terletak di dataran tinggi tiga gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau. Muncar dikenal sebagai penghasil tembakau, budidaya kopi robusta, dan komoditas pertanian lainnya. Namun, kopi hanyalah tanaman pelarian. Tembakau adalah tanaman utama bagi petani atau biasa disebut sebagai "Emas Hijau" karena harganya per kilogram setinggi gram emas.

Namun, menanam dan menjual tembakau tidak membuat petani kaya. Banyak petani yang terlilit hutang oleh pembeli tembakau. Masalah lain adalah perspektif lingkungan, tembakau merupakan tanaman monokultur yang dapat merusak tanah, dan tidak mampu untuk menunjang kehidupan petani.

Achmad Sofiyudin, 27, atau yang akrab dipanggil Sofi sadar akan hal itu. Ahmad menyadari bahwa budidaya kopi menjadi solusi. Ia harus meyakinkan masyarakat dan petani lokal bahwa kopi akan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi warga desa jika mereka dapat mengolahnya dengan benar. Pada saat yang sama, ia memperkenalkan konsep 'Farmpreneurship' yang membutuhkan para petani untuk bekerja sama, memiliki manajemen risiko dan inventaris yang transparan.  

“Awalnya cukup sulit untuk meyakinkan para petani," Salah satu cara yang dilakukan adalah memberi pemahaman ke petani untuk memetik biji kopi yang sudah berwarna merah. Sedangkan biji kopi yang masih berwarna hijau tidak perlu dipetik. Istilah ini dikenal dengan sebutan petik merah. Biji kopi berwarna merah memiliki kualitas lebih baik dibandingkan biji kopi berwarna hijau. Selain itu, Sofi mengajak para petani kopi untuk bergabung dalam kelompok-kelompok tani. Kami mengajarkan mereka untuk melakukan kemitraan. Meskipun ekonomi skalanya kecil, tapi berkelanjutan. Oleh karena itu, pandemi tidak memberi kita banyak impact-nya, karena kita solid,” jelas Sofi.

Sofi juga mengenalkan konsep para-para. Para-para merupakan tempat penjemuran biji kopi yang terbuat dari kayu dengan tinggi sekitar 140 cm dan tidak menapak di tanah. Pada proses pengolahan biji kopi, tempat penjemuran bisa mempengaruhi kualitas biji kopi. Para-para ini berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas biji kopi saat penjemuran.  

Pada tahap awal, Sofi bekerjasama dengan 10 kelompok tani (Poktan) kopi robusta yang beranggota 300 orang di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang, Temanggung. Kelompok tersebut berfungsi membantu petani dengan pola kemitraan dan kewirausahaan pertanian.   

Sofi mengungkapkan kini kopi menjadi agrikultur andalan dan menjadi penghasil tambahan para petani di Temanggung. Dia menyebutkan Desa Muncar ini adalah satu dari 14 desa yang dibina Astra melalui DSA. Desa Muncar kini menghasilkan kopi robusta yang sudah terbang ke negeri Kincir Angin. Kopi yang dibawa ke Belanda ini berkualitas sangat baik dengan harga lebih dari Rp 40 ribu per kilogram. Ini lebih tinggi dibanding harga level petani yang sekitar Rp 26 ribu per kilogram. Hal ini bisa menambah pendapatan para petani kopi. "Dengan kemauan dan kerja keras para penduduk dan dukungan Astra, DSA Temanggung mulai memproduksi kopi dengan berbagai varian,""Tekad saya untuk mengangkat martabat Temanggung melalui DSA mulai terwujud."

Dukungan Astra untuk DSA Temanggung

Program yang disebut "Desa Sejahtera Astra" merupakan bagian dari kegiatan CSR perusahaan setiap tahun. Saat ini, PT Astra International Tbk telah mendukung 930 desa di 34 provinsi di seluruh Nusantara, dengan empat fokus utama: klaster kopi, klaster pertanian dan komoditas olahan, klaster perikanan laut dan tangkap, serta klaster kreatif dan budaya.  

Salah satu desa yang mendapatkan bantuan adalah Desa Muncar, yang terletak di ujung utara Kabupaten Temanggung, atau 25 kilometer dari Temanggung, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Dengan luas sekitar 943 hektar, desa ini terletak di dataran tinggi yang dikelilingi oleh tiga gunung, yaitu Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau.

Dengan adanya program Desa Sejahtera Astra, Astra dan Sofi Ahmad berupaya untuk mengubah paradigma ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa tersebut. Selain mengalihkan fokus dari tembakau ke kopi, Astra juga mendukung pengolahan kopi untuk meningkatkan nilai jual bagi petani. 

Selain itu, Astra juga memberikan pelatihan, pendidikan, dan fasilitas pembiayaan untuk pembelian mesin sangrai dan pengolahan lainnya guna meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk pertanian.  Dengan program ini, diharapkan desa-desa seperti Muncar dapat menjadi desa wisata ramah lingkungan yang menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat, sambil tetap menjaga kelestarian alam dan budaya lokal.  

  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menatap Masa Depan yang Hijau Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Desa Pantai Cermin Kanan: Harmoni Alam, Budaya, dan Ekonomi

Di Hantam Pandemi, Intan Merah Penyelamat Bhumi Phala